Penerapan Dokumen GCG Pada Suatu Perusahaan
(Studi Kasus: Perusahaan Air Mineral)
Good Corporate Governance diperlukan dalam rangka menciptakan pasar efisien yang transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, kewajaran dan kesetaraan kepada semua pemangku kepentingan. Untuk terciptanya kondisi yang diharapkan, maka negara dan perangkatnya memiliki peran strategis untuk membuat regulasi dalam bentuk peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum secara konsisten. Adanya otonomi daerah, yang menginginkan daerah memiliki kemampuan dalam menggali dan mengembangkan sumber daya yang dimiliki sehingga derajat kapasitas fiskalnya mampu memenuhi tuntutan pembiayaan pembangunan di daerahnya. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, yaitu sejak berdirinya dari tahun 2003 PDAM Duasudara tidak memberikan sumbangan PAD kepada pemerintah Kota Bitung sebagaimana yang menjadi salah satu tujuan pendirian BUMD.
Fenomena yang terjadi tersebut membuat banyak pihak yang mulai berpikir bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang baik menjadi suatu kebutuhan sebagai barometer akuntabilitas dari suatu perusahaan. Penerapan GCG dinilai dapat memperbaiki citra perusahaan yang buruk, melindungi stakeholders serta meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan etika-eika umum pada dunia bisnis . Pada tahun 2014, telah terbit UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. pendekatan studi kasus digunakan sebagai suatu penjelasan komprehensif yang berkaitan dengan berbagai aspek seseorang, suatu kelompok, suatu organisasi, suatu program, atau suatu situasi kemasyarakatan yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara mendalam (in-depth interview), dokumentasi, dan observasi. Uji keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji credibility dan uji dependability.
Analisis Kesesuaian Pelaksanaan GCG pada Perusahaan Air Mineral
1. Transparansi
Pada dasarnya PDAM Duasudara sudah sesuai dalam hal transparansi. Namun untuk hal transparansi terhadap seluruh stakeholder belum secara merata.
2. Akuntabilitas
Pelaksanaan GCG pada PDAM Duasudara terkait asas akuntabilitas masih belum sesuai. Adanya Bagian SPI yang kurang berperan dan kurang efektif melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam hal pengendalian internal.
3. Responsibilitas
Pelaksanaan GCG pada PDAM Duasudara terkait asas responsibilitas sudah sesuai. Dimana PDAM Duasudara telah mematuhi aturan/regulasi terkait BUMD khususnya PDAM seperti manajemen telah menyampaikan laporan keuangan dan kinerja secara berkala kepada Walikota selaku pemilik modal dan dewan pengawa, serta adanya kegiatan tanggungjawab sosial yang dilakukan.
4. Independensi
Pelaksanaan GCG pada PDAM Duasudara terkait asas independensi sudah cukup sesuai. Hubungan antara PDAM dengan para stakeholder telah diatur berdasarkan syarat dan ketentuan dalam perda dan perdis yang telah ditetapkan dan disepakati serta dijalankan oleh PDAM Duasudara
5. Kewajaran dan Kesetaraan
Pelaksanaan GCG pada PDAM Duasudara terkait asas kewajaran dan kesetaraan sudah cukup sesuai. Dimana kurangnya forum diskusi dengan stakeholder lain, seperti kalau dengan pemilik modal itu terdapat diskusi rutin, sedangkan dengan pelanggan PDAM Duasudara lewat sosialisasi dari media masa seperti radio dan koran
Penerapan Dokumen Regulasi Nasional terkait tata Kelola TI
(Studi Kasus: BAdan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu pintu)
Tata kelola TI adalah struktur kebijakan atau prosedur dan kumpulan proses organisasi yang bertujuan untuk memastikan kesesuaian penerapan TI dengan dukungannya terhadap pencapaian tujuan institusi, dengan cara mengoptimalkan keuntungan dan kesempatan yang ditawarkan TI, mengendalikan penggunaan terhadap sumber daya TI dan mengelola resiko-resiko terkait TI.
Manfaat tata kelola TI adalah untuk mengatur penggunaan TI dan memastikan kinerja TI sesuai dengan tujuan sebagai berikut (Astuti, 2009):
1) Menciptakan keselarasan strategi TI dengan strategi bisnis perusahaan;
2) Penggunaan TI memungkinkan perusahaan mengeksploitasi kesempatan yang ada dan memaksimalkan keuntungan serta memberikan realisasi keuntungankeuntungan yang dijanjikan dari penerapan TI;
3) Penanganan manajemen resiko yang terkait TI secara tepat dana menekan dampak yang muncul ke tingkat yang dapat diterima.
4) Penggunaan sumber daya TI yang bertanggung jawab dalam arti sumber daya TI yang diperlukan harus tersedia dan digunakan secara optimal;
5) Performa layanan yang dihasilkan dari setiap proses TI yang diterapkan harus diukur secara reguler untuk memastikan output yang dihasilkan telah sesuai dengan yang diharapkan.
Penerapan Balance Scorecard dan IT Balance Scorecard pada perusahaan
(Studi Kasus: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR)
Pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia pendidikan pada saat ini sudah menjadi hal yang sangat penting. Teknologi Informasi dapat memberikan peluang terjadinya transformasi dan peningkatan didalam proses bisnisnya. Dengan menggunakan metode IT Balanced Scorecard kinerja perusahaan tidak hanya diukur dari keuntungan yang diperoleh secara financial saja, sebagaimana yang selama ini kerap dilakukan, namun juga mempertimbangkan proses internal serta kepuasan dan peningkatan kompetensi dari setiap pegawai. Dengan demikian perusahaan tersebut dapat lebih memastikan kinerja yang baik bukan saja di masa kini namun juga di masa yang akan datang.
IT Balanced Scorecard akan mengukur kinerja Divisi IT dari empat perspektif. Perspektif pertama yaitu corporate contribution yang menunjukkan bagaimana pihak manajemen (pimpinan) menilai atau melihat organisasi IT. Perspektif yang kedua yaitu customer orientation, untuk mengetahui hasil kinerja IT berdasarkan cara pandang user menilai atau melihat hasil-hasil organisasi IT. Perspektif yang ketiga adalah operational excellence yang berisi ukuran efektivitas dan efisiensi proses IT. Sedangkan perspektif yang keempat adalah future orientation yang berisi ukuran-ukuran yang menggambarkan bagaimana posisi IT dalam tantangannya kedepan. Dengan demikian IT Balanced Scorecard ini sangat baik digunakan untuk merumuskan sasaran strategis IT yang menunjang sasaran strategis perusahaan serta mengukur kinerja IT secara komprehensif. (Arofah, Sholiq, & Nisafani, 2012).
Untuk itu perlu mengukur kinerja Organisasi Teknologi Informasi di UPN “Veteran” Jawa Timur melalui Key Performance Indicator (KPI) pada framework IT Balanced Scorecard serta menjadi dasar acuan bagi UPN “Veteran” Jawa Timur dalam melakukan perbaikan didalam pengembangan organisasi teknologi informasi kedepan.
IT Balance Scorecard terbagi menjadi empat faktor, yaitu:
1. Kontribusi Institusi(Corporate Contribution)
2. Orientasi Pengguna(Customer Orientation)
3. Penyempurnaan Operasional(Operational Excellent)
4. Orientasi Masa Depan(Future Orientation)
Hasil yang didapatkan yakni, berdasarkan data survei terhadap manajemen dan pengguna teknologi informasi yang diperoleh penulis pada saat melakukan analisis pengukuran tingkat dukungan IT menggunakan IT Balanced Scorecard. Terdapat empat perspektif yaitu kontribusi perusahaan, orientasi pengguna, penyempurnaan operasional, dan orientasi masa depan. Dijelaskan sebagai berikut:
1. Tujuan strategis pertama pada perspektif Kontribusi Perusahaan adalah Pengendalian biaya IT, Tujuan TI dan Tujuan Bisnis, Nilai bisnis fungsi IT dan Efektivitas Unit Kerja TI
2. Tujuan strategis pertama pada Perspektif Orientasi Pengguna adalah kualitas Produk yang kedua Kontribusi Pengguna yang ketiga kepuasan pengguna yang keempat Interaksi Pengguna dengan Unit Kerja TI.
Tujuan strategis pertama pada Perspektif Penyempurnaan Operasional adalah Efektivitas pengembangan aplikasi yang kedua Intensitas Pemeliharaan Sistem yang ketiga Efektivitas fungsi layanan yang keempat Akurasi Perbaikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar